Bandung (Pinmas)—Kementerian Agama menggelar Kompetisi Sains
Madrasah (KSM) selama lima hari (25-29/6) di Hotel
Harris, Bandung, Jawa Barat. Gelaran yang diikuti ribuan peserta dari seluruh
Indonesia ini menjadi bukti madrasah mampu menjadi pilihan pendidikan untuk
membentuk karakter bangsa yang kuat secara keimanan dan ilmu pengetahuan.
“Dekadensi moral yang mulai
terjadi di negeri ini bisa teratasi dengan madrasah sebagai jawabannya. Kelak
madrasah menjadi kekuatan pendidikan bangsa Indonesia,“ungkap Menteri Agama
Suryadharma Ali saat membuka KSM, Senin (25/6). Dia memastikan solusi tersebut karena
mempelajari agama lebih baik memposisikannya sebagai ajaran kehidupan yang
komprehensif.
Di waktu bersamaan, KSM yang menjadi even perdana ini dibuka
bersama Expo Madrasah serta Rembug Nasional Guru Madrasah. Hal ini, sebut
Menag, sebagai bukti komitmen Kemenag demi meningkatkan mutu pendidikan Islam.
Selama hampir satu dekade, madrasah dipastikannya mengalami transformasi
signifikan. Sehingga layak diperjuangkan untuk mendapatkan kesetaraan anggaran.
Sehinnga ada kesetaraan mutu antara madrasah dan sekolah umum. “Keniscayaan dan
tuntutan mutlak yang harus dimiliki madrasah adalah kemampuan anak didiknya
dalam menguasai ilmu pengetahuan teknologi dibarengi keimanan dan
ketakwaan,“papar Menag.
Indikasi tersebut mengambil
parameter hasil ujian nasional 2012. Prestasi madrasah, sebutnya tak kalah
dengan sekolah umum. Lantaran mempunyai tingkat nilai rata-rata kelulusan
melebihi sekolah umum. Seperti selisih 0,15 lebih tinggi yang diperoleh
Madrasah Tsanawiyah serta selisih antara Madrasah Aliyah yang poinnya 0,09
lebih tinggi dari SMU.
Meski begitu, konsekuensi yang harus ditanggung dengan
transformasi pendidikan Islam ini dengan munculnya tantangan, yakni harus tetap
terpeliharanya karakter pendidikan Islam di tengah pengarustamaan teknologi di
tengah globalisasi. Justru ciri khas keislaman harus tetap dipertahankan dan
disinilah peran penting madrasah dibutuhkan untuk membentuk karakter bangsa.
Menag juga mengajak para stakeholder agar menjalankan pancaprestasi
madrasah. Kelima hal tersebut prestasi dalam akhlak, akademik, bahasa, seni
budaya, sains, dan teknologi.“Pancaprestasi dapat menjadi trademark madrasah di
Indonesia. Sekaligus menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan pilihan
masa depan Indonesia,“ulas Menag.
Untuk mengoptimalkan capaian
itu, Institut Teknologi Bandung (ITB) dilibatkan dalam
kompetisi ini, karena PTN tersebut
adalah yang paling kredibel dalam konteks pengembangan sains dan teknologi di
Indonesia. “Sebagai upaya untuk menjaga mutu kompetisi ini kami bekerjasama
dengan ITB.
Dengan kompetisi yang bermutu, maka akan memupuk motivasi dan gairah siswa
dalam sains, sehingga bisa berprestasi tak hanya di tingkat nasional, bahkan
diharapkan mampu berkompetisi di Internasional,” kata Dirjen Pendidikan Islam
Prof Nur Syam.
Menurutnya, kompetisi di jenjang Madrasah Tsanawiyah, meliputi
Matematika, Fisika dan Biologi. Sedangkan untuk Madrasah Aliyah, meliputi
Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan Ekonomi. Kompetisi ini sudah mengacu
pada standar kompetisi internasional.
Peserta akan memperebutkan 24
medali emas, 48 perak dan 72 medali Perunggu. Peserta terbaik akan dikirim
sebagai delegasi Olimpiade Sains Internasional.
Dalam hajatan ini, juga akan diselenggarakan Rembug Nasional Guru Madrasah 2012. Rembuk Nasional Guru Madrasah ini diharapkan bisa mempererat persatuan dan kesatuan para guru dan akan memotivasi dan meningkatkan percaya diri mereka. Acara ini juga bisa meningkatkan profesionalisme mereka di pendidikan madrasah.
Dalam hajatan ini, juga akan diselenggarakan Rembug Nasional Guru Madrasah 2012. Rembuk Nasional Guru Madrasah ini diharapkan bisa mempererat persatuan dan kesatuan para guru dan akan memotivasi dan meningkatkan percaya diri mereka. Acara ini juga bisa meningkatkan profesionalisme mereka di pendidikan madrasah.
“Rembug nasional ini juga bertujuan untuk jadi ajang komunikasi
dan pertukaran informasi antar guru madrasah, memetakan problem di madrasah
untuk dicari solusinya, juga untuk menyusun rencana aksi bagi peningkatan mutu
guru dan pendidikan madrasah,” imbuh Nur Syam.
Rektor ITB Prof Akhmaloka mendukung semangat yang
diusung madrasah dalam orasi ilmiahnya. Menurutnya, setiap Muslim wajib
menguasai ilmu pengetahuan tekhnologi.
Ilmu-ilmu sains disebutnya menjadi bagian penting bagi kemajuan
peradaban Islam. Dia merujuknya dari masa keemasan para ilmuwan Muslim di abad
pertengahan atau abad ke-14 M.
“Menyatunya zikir dan fikir
banyak ditemukan pada hasil penemuan abad pertengahan. Itulah yang perlu
ditiru,“imbuh alumni madrasah ini. Dia menyarankan, praktisi pendidikan perlu
menemukan cara pembelajaran baru yang rahmatan lil alamin. Yakni pendidikan
yang mampu mengasah kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan emosional.
“Sehingga ada perpaduan Islam dan IPTEK yang
ditunjukkan temuan inovatif yang bisa dipertanggungjawabkan bagi umat agar bisa
memanfaatkannya dengan aman,“terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar