Ciri, sifat, macam polusi dan limbah
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Jika
komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik
dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik, lingkungan
tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil.
Contoh lingkungan alami yang seimbang adalah hutan. Di hutan,
tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk perlindungan
dan makanan bagi konsumen tingkat pertama, seperti burung pemakan tumbuhan,
rusa dan monyet. Tumbuhan di hutan dapat berkembang dengan baik karena kondisi
lingkungan abiotik yang sesuai. Hewan sebagai konsumen tingkat pertama berada
dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidupan konsumen tingkat kedua, misalnya
harimau, musang, dan ular. Jumlah masingmasing komponen biotik tersebut tidak
mendominasi satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk rantai makanan yang
seimbang.
Keseimbangan lingkungan tidak statis,
artinya dapat terjadi penurunan atau kenaikan populasi tiap jenis tumbuhan dan
hewan serta berbagai komponen biotik. Perubahan komponen biotik dan abiotik
dalam batas-batas tertentu tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Sebagai
contoh jumlah rusa yang berkurang karena diburu manusia tidak berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup pemangsanya, misalnya harimau. Selama masih ada
hewan lain di hutan, seperti kelinci, tikus, dan ayam hutan maka harimau akan
memangsa hewan-hewan tersebut. Jumlah rusa juga dapat berkembang kembali selama
perburuan tidak dilakukan terus menerus.
Kemampuan hutan mendukung kelangsungan hidup harimau
dengan adanya hewan mangsa adalah contoh daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan adalah kemampuan lingkungan mendukung kehidupan berbagai makhluk
hidup di dalamnya. Bertambahnya kembali jumlah rusa setelah berkurangnya
perburuan adalah contoh daya lenting lingkungan.
Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan
untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika mengalami perubahan atau
gangguan. Dengan demikian, lingkungan mampu menanggulangi perubahan-perubahan
selama perubahan tersebut masih dalam daya dukung dan daya lentingnya.
Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena
adanya kebutuhan hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin meningkat sejalan
dengan meningkatnya jumlah
penduduk. Upaya pemenuhan kebutuhan menusia
dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
hasil perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai industri yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia, antara lain sebagai berikut:
1. Industri primer, mengupayakan kebutuhan dari alam
secara langsung, seperti pertanian, pertambangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan.
2. Industri sekunder, mengolah hasil industri primer seperti industri makanan, industri
tekstil, industri kertas, industri pengolahan minyak bumi, dan industri logam.
3. Industri tersier, menghasilkan jasa atau pelayanan
seperti industri informasi dan komunikasi, transportasi, dan perdagangan.
Perkembangan industri tidak hanya mengubah lingkungan tetapi juga menimbulkan
pencemaran.
Berbagi industri selain menghasilkan produk yang
digunakan manusia juga menghasilkan buangan atau limbah.
Limbah adalah suatu benda atau zat yang dapat
mengandung berbagai bahan yang membahayakan kehidupan manusia, hewan, serta
makhluk hidup lainnya. Banyak limbah dihasilkan dari aktivitas manusia,
termasuk industri dan kegiatan rumah tangga. Masuknya limbah rumah tangga dan
industri ke dalam sungai menyebabkan pencemaran atau polusi air sungai.
Pencemaran adalah perubahan keadaan lingkungan, baik secara fisik, kimia, atau
pun biologi, meliputi udara, daratan, dan air yang tidak diinginkan.
Makhluk hidup, zat, energi, atau komponen penyebab
pencemaran disebut polutan atau pencemar. Contoh polutan makhluk hidup atau
polutan biologi ialah bakteri penyebab penyakit pada sampah dan kotoran.
Polutan zat kimia disebut polutan kimia, contohnya limbah yang mengandung logam
merkuri (Hg), gas CO2, gas CFC, debu asbes, dan pestisida. Sedangkan polutan
energi disebut polutan fisik, misalnya panas dan radiasi.
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi menjadi empat
macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran
suara.
Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran
atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai
ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan
aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah
berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan
rumah tangga, dan industri.
No
|
Polutan
|
Dihasilkan
dari
|
1
|
Karbon
dioksida (CO2)
|
Pemakaian
bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan,
respirasi, serta pembusukan.
|
2
|
Sulfur
dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
|
Pemakaian
bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan
kendaraan.
|
3
|
Karbonmonoksida
(CO)
|
Pemakaian
bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan
bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
|
4
|
Kloro
Fluoro Carbon (CFC)
|
Pendingin
ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.
|
Dampak
pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara
berdampak pada kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon
monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang
tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran
udara berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional,
sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Karbon
dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak,
dan gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap
energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan
pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida
dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon
dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan. Apakah dampak
peningkatan CO2 terhadap lingkungan?
Karbon
monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota
besar sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang
gas-gas pembakarannya tidak sempurna.
Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat
berikatan dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon
monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam
jaringan tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida
sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan mengandung
karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan
seseorang menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang
mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh
karena itu, ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu
garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan
dan terhirup.
Sulfur
dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi
pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang
masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah yang
dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi,
yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit
bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel
ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan
iritasi dan mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah
pencairan tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai
jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari
udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara
seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen
oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam
penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan
kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering
menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru.
Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak
tumbuhan.
Hujan
asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin
kendaraan serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah
sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut
bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan
salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur
trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air
membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian
dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam.
Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan,
tanaman pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan
berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel
kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan.
Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH
tanah, sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air,
serta kesehatan manusia.
Efek
rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu
dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di
atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena
yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah
masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan
sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari
rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan
meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke
bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas
tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh
benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang
dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian
radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut:
gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O
dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap
seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan
kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat
atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di
kutub utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut,
sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam,
sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca
menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai
4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat
dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehidupan manusia.
Penipisan
lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti
bumi pada ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan
atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99%
radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari
produk aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik
atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon.
CFC yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga
terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah
membentuk lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan
mengurangi fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai
ke bumi akan menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut
antara lain gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman
budidaya pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari
bermacammacam bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar
ultraviolet dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi
dapat juga berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral
radioaktif dalam batubatuan.
Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia
akan menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom
nuklir dan penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang
elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut
dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan
sel tubuh.
Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya
perubahan gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel
tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal,
cacat mental, dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga,
kegiatan pertanian, dan pertambangan.
Limbah
rumah tangga
Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum,
memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air
dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai,
danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik
mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik .
Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen
nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak
dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan
menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya
persediaan nutrien.
Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut
semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu
hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen.
Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik
lebih terurai secara sempurna sehingga kandungan oksigen dalam air kembali
normal. Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu limbah rumah tangga terpenting adalah
sampah.
Sampah dalam jumlah banyak seperti di kota-kota besar,
berperan besar dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah yang mengandung
sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab
penyakit. Pencemaran oleh mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah akan
mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat
terlihat dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan rasa, bahkan
terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik dan logam sulit
terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.
Limbah
pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat
kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu
(herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah
digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau
mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada
kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida diatas 25% menunjukkan bahwa
pemberian makanan dan minuman yang dicampur herbisida dapat menyebabkan organ
hati dan ginjal hewan tersebut mudah terkena tumor dan kanker.
Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk
mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau
penyakit. Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari
serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam
tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun
terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang
mengandung metal merkuri tidak pernahdimanfaatkan untuk bahan makanan.
Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama.
Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di
dalam tanah. Residu pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan
organisme tanah.
Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah
DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting
bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang tercemar
pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat
tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan
tanah menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas
tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya, dan akhirnya mati.
Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan
penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan,
akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara terus
menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah mengeras, dan akan
retak-retak pada musim kemarau.
Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat
menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki
pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan
emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses
pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan
beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu
kesehatan manusia.
Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat,
seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya
pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai,
pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut
minyak.
Limbah
rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik,
dan anorganik memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai,
terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan
anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama
bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen
dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai
kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam.
Limbah
pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air
terutama karena penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran
air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti
plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang
menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti
DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam
rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan
kotoran ke bendungan, danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat
hara di perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau
enceng gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan
kemudian mati membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini
mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organisme
anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah
pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh
limbah pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang
mengangkut minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan
minyak dari kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton.
Tumpahan minyak merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak
yang menempel pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan
tersebut.
Pencemaran Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia
adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak
pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat kebisingan terjadi bila
intensitas bunyi melampui 50 desibel (db).
Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan,
kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan
oleh mesin industri, kenderaan bermotor, dan pesawat terbang secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan
menyebabkan cacat pendengaran yang permanen. Oleh karena itu, bunyi dapat
dianggap sebagai bahan pencemar serius yang mengganggu kesehatan manusia.
Demikianlah Semoga Ada manfaatnya.
Akhirnya semoga dengan uraian Pencemaran Lingkungan semakin sadar akan
pentingnya menjaga Lingkungan di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar